Penggunaan Huruf Kapital, Huruf Miring Dan Tebal

KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmannirrahim.....
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan banyak limpahan nikmatnya, nikmat sehat maupun nikmat kecerdasan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kedua kalinya tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada sang pembawa kebenaran Nabi Muhammad SAW, yang telah mengantarkan kita kejalan yang diridhoi oleh Allah.
Makalah ini dapat terselesaikan tentunya melewati banyak proses, tidak terlepas dari usaha kami guna memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia. Makalah ini mengangkat tentang penggunaan huruf kapital,huruf miring dan tebal yang baik dan benar dalam kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Makalah ini merupakan latihan dalam proses pembelajaran mahasiswa untuk membiasakan menyusun makalah yang baik dan benar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya khususnya bagi generasi muda yang peduli terhadap bahasa nasionalnya sendiri dan saran tetap kami harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan makalah ini, karena kami yakin makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
                                                                                   Yogyakarta, 1 Desember 2013






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I         PENDAHULUAN
BAB II       PEMBAHASAN
1.      HURUF BESAR ATAU HURUF KAPITAL
2.      HURUF MIRING
3.      HURUF TEBAL
BAB III     PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penggunaan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah menjadi tanggung jawab kita sebagai anak bangsa yang sangat peduli akan jiwa nasionalisme. Penggunaan huruf kapital, huruf miring dan tebal kajian yang sangat penting untuk dibahas guna menghindari banyak kesalahan penggunaan dalam kaidah Bahasa Indonesia.
Menjadi begitu  sangat penting kita membahas tentang kaidah-kaidah Bahasa Indonesia, karena tentu saja hal ini tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang sering kali menjumpai banyak kesalahan tentang penempatan dan penggunaan huruf kapital, begitu juga huruf tebal dan miring. Tentunya kita para mahasiswa sangat perlu mengetahui dan memahaminya dalam setiap penempatan yang benar dalam setip makalah yang ditugaskan .
RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana penggunaan huruf kapital, huruf miring dan tebal dalam kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar?
2.      Kapan penggunaan huruf kapital, huruf miring dan tebal yang baik dan benar ?
3.      Bagaimana contoh-contoh penggunaannya ?
4.      Bagaiamana contoh penggunaan kaidah tersebut yang salah dalam kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar?



MAKSUD DAN TUJUAN
            Adapun makalah ini disusun dengan harapan
1.      Dapat memahami kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
2.      Dapat mengetahui dan menguasai penggunaan dan penempatan huruf kapital, huruf miring dan tebal yang benar
3.      Dapat mengetaui contoh-contoh kekeliruan penempatan kaidah tersebut
4.      Mengetahui dan menguasai pengertian istilh huruf besar atau huruf kapital

KERANGKA TEORI
1.      Pengertian huruf  kapital dan penggunaannya besesta pengecualian penempatannya.
2.      Penggunaan huruf  miring beserta pengeculian penggunaannya.
3.      Penggunaan huruf  tebal









BAB II
PEMBASAHAN
A.    HURUF BESAR ATAU HURUF KAPITAL
Istilah huruf besar yang digunakan disini bersinonimdengan huruf kapital. Dalam bahasa Inggris, kedua istilah itu disebut capital letter.
            Memang, bagi orang tertentu huruf besar bersifat ambiguitas, mengandung makna taksa atau berarti dua. Dengan demikian, dapat terjadi  seperti di bawah ini.
            Huruf besar berarti  huruf yang besar (big letter) atau huruf besar berarti huruf kapital (capital letter).
            Harus kita sadari benar bahwa tidak semua huruf besar merupakan huruf besar atau kapital. Walaupun berbentuk kecil, suatu huruf dapat juga merupakan huruf kapital atau huruf besar.
            Misalnya :
            m,n : memang besar tetapi bukan huruf besar atau huruf kapital
            M,N : memang kecil tetapi merupakan huruf besar atau huruf kapital.
            Dari penjelasan diatas, dapat kita pahami mengapa beberapa ahli lebih menyetujui penggunaan istilah huruf kapital dari pada huruf besar.
            Berikut ini kita bicarakan pemakaian huruf besar atau huruf kapital dalam bahasa Indonesia.
1.      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
            Dia menulis.
            Apa maksudnya?
            Kita harus rajin belajar.
            Pekerjaan ini sangat susah.
2.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya :
            Adik berkata, “Kapan kita pulang?”
            Bapak menasihatkan “Berhati-hatilah, Nak!?”
            “Kemarin engkau terlambat,” katanya.
3.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan.
Misalnya :
Allah, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur’an, Weda, Islam, Kristen.
Tuhan selalu menunjukkan jalan yang benar kepada setiap hamba-Nya
4.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diakui nama orang.
Misalnya :
             Mahaputra, Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diakui nama orang.
Misalnya :
            Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
            Tahun ini ia pergi naik haji.
5.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diakui nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara, Gubernur Irian Jaya.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
            Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Kemaren Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
6.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya :
Amir Hamzah, Wida Uliyana, Ninda Sari Hidayah, Rio Rizky Ananda, Cristiano Ronaldo.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukur.
Misalnya :
            Mesin diesel, 10 volt. 5 ampere.
7.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya :
            bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya :
            mengindonesiakan kata asing,.
            Keingris-ingrisan
8.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
tahun Hijriah, tarikh  Masehi, bulan Agustus, hari Jum’at, hari Galungan, hari Lebaran, perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya :
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.
9.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya :
Asia Tenggar, Kediri, Palembang, Bukit Barisan, Danau Toba, Jalan Diponegoro dll.
Huruf  kapital tidak dipakai sebagai huruf  pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya :
            Berlayar ke teluk, mandi di kali, pergi ke arah tenggara.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya :
            garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon.
10.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya :
Misalnya :
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat;  Departemen  Pendidikan dan  Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Presiden  Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya :
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.
11.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya :
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.
12.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur kata ulang sempurna)di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya :
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
                                    Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
                                    Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
                                    Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
13.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya :
            Dr. doktor
            M.A. master of arts
S.E sarjana ekonomi
S.H. sarjana hukum
14.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya :
            “Kapan Bapak berangkat?”tanya Harto.
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Besok Paman akan datang.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya :
            Kita harus menghormati bapak dan ibu.
            Semua kakak dan adik saya sudah sukses.
15.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya :
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.

B.     HURUF MIRING
1.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
Majalah  Bahasa dan Kesusatraan, buku Negara kertagama karangan Prapanca, surat kabar Suara Karya.
2.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya :
            Huruf pertama kata abad ialah ia.
            Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
            Bab ini tidak membicarakan penulis huruf kapital.
            Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
3.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
            Nama ilmiah buah manggis adalah carcinia mangostana.
            Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

    Catatan :
Dalam penulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak  miring diberi satu garis di bawahnya.
C.    HURUF TEBAL
1.      Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menulis judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks dan lampiran.
Misalnya :
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
1.2.1        Tujuan
2.      . Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau            mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata untuk keperluan itu digunakan huruf miring.
Misalnya :
                a. Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris.
                Seharusnya : Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris
                 b. Saya tidak mengambil bukumu
                 Seharusnya : Saya tidak mengambil bukumu.
3.      Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema atau sublema, serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
Misalnya :
              a.Kalah tidak menang, kehilangan atau merugi, tidak lulus,     tidak menyamai.
               b. Mengalah mengaku kalah
               c. mengalah menjadi kalah, menganggap kalah
               d. Terkalahkan dapat dikalahkan
Catatan :
Dalam tulisan tangan atau ketik manual, huruf atau kata yang dicetak dengan huruf tebal diberi garis bawah ganda.      



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
            Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak semua huruf besar adalah huruf kapital. Walaupun berbentuk kecil, suatu huruf dapat juga merupakan huruf kapital atau huruf besar.
Beberapa ahli lebih menyetujui penggunaan istilah huruf kapital dari pada huruf besar.
            Dalam kaidah  huruf kapital, huruf miring ataupun huruf tebal  mempunyai kaidah penggunaannya yang baik dan benar sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia dan telah diteragkan secara gamplang dalam bab sebelumnya.
            Dalam  tulisan tangan atau ketik manual  huruf miring diberi garis bawah, begitu juga pada tulisan tebal diberi garis bawah ganda.



DAFTAR PUSTAKA
Sungguh, As’ad.1998.Ejaan Yang Disempurnakan.Jakarta : Bumi Aksara.
Ali,Lukman. 1997.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan..
Tarigan,Henry Guntur.2009. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia . Bandung:Angkasa.




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer