Gubuk Pengemis Ilmu

Mata tak sanggup tuk tenggelam

Kubuka jendela anginpun menyambut dingin kedatanganku
Rembulan ternyata masih mengintip dengan mata sedikit redup

Inginku mengajak rembulan tuk curahkan asa
Hanya cahya anggunnya yang menjawab

Rabb ku...
Selimutilah aku dengan rahmat Mu
Amien...

Selamat malam damascus... :)

Mengapa kau mengalir air mataku?

Kenapa kau masih merindu jiwakku?
Bagaimana kau masih mencinta hatiku?

Akupun bergumim
Aku cinta
Aku butuh
Aku rindu

Karena kau memang
Senja terakhir

Kokokan ayam...
Kau membuatku sendu
Sendu akan keluarga
Sendu akan handai tolan
Sendu akan sahabat
Sendu akan bumi harapan

Bibirpun membisu
Hanya tetesan air yang menjawab
Ingin rasanya ku memeluk Indonesiaku
Menikmati bersama para sahabatku

Tiang sholeh niku"SEDO" (SEksane pun ba'DO)
Tiang biasa ngelampahi ibadah niku "MATI" (nikMAte pun ganTI)
Tiang biasa MBOTEN ngelampahi ibadah niku "MATEK" (nikMAte pun enTEK)
Nek tiang gawene mabok ,madon, madat, niku "BONGKO" (koBONG ten neroKO) :)

Haramkah bila ku rajut cinta?
Dutahkah bila ku curahkan cinta?
Munafikkah bila ku mencinta?
Banyak orang sinis menilai cinta
Bahkan mengingkari cinta
Namun ku memuji akan cinta

Cinta yang berderai dengan desiran ombak
Terhempas ke pantai
Berbaur dengan seruni
Dan terbang yang kompaspus jadi buta

Karena aku dilahirkan dari cinta...

Damascus, 07 juli 2012

Mentari masih belumjuga menepi keperadunnya
Menunggu senja yang tak kunjung menyapa
Kerinduan menyelimuti sanubari yang iri
iri untuk dicintai
iri untuk dikasihi

Namun jiwa tak mampu melangkah
Hati terbungkam oleh sembilu
Mata terbenam menyisakan air mata
Aku hanya bisa menunggu

Kalau cinta sudah terpana