MAKALAH Penggunaan Huruf Kapital, Huruf Miring Dan Tebal



Penggunaan Huruf Kapital, Huruf Miring Dan Tebal

KATA PENGANTAR
Bismillahhirrahmannirrahim.....
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan banyak limpahan nikmatnya, nikmat sehat maupun nikmat kecerdasan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kedua kalinya tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada sang pembawa kebenaran Nabi Muhammad SAW, yang telah mengantarkan kita kejalan yang diridhoi oleh Allah.
Makalah ini dapat terselesaikan tentunya melewati banyak proses, tidak terlepas dari usaha kami guna memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia. Makalah ini mengangkat tentang penggunaan huruf kapital,huruf miring dan tebal yang baik dan benar dalam kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Makalah ini merupakan latihan dalam proses pembelajaran mahasiswa untuk membiasakan menyusun makalah yang baik dan benar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya khususnya bagi generasi muda yang peduli terhadap bahasa nasionalnya sendiri dan saran tetap kami harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan makalah ini, karena kami yakin makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
                                                                                   Yogyakarta, 1 Desember 2013






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I         PENDAHULUAN
BAB II       PEMBAHASAN
1.      HURUF BESAR ATAU HURUF KAPITAL
2.      HURUF MIRING
3.      HURUF TEBAL
BAB III     PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penggunaan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah menjadi tanggung jawab kita sebagai anak bangsa yang sangat peduli akan jiwa nasionalisme. Penggunaan huruf kapital, huruf miring dan tebal kajian yang sangat penting untuk dibahas guna menghindari banyak kesalahan penggunaan dalam kaidah Bahasa Indonesia.
Menjadi begitu  sangat penting kita membahas tentang kaidah-kaidah Bahasa Indonesia, karena tentu saja hal ini tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang sering kali menjumpai banyak kesalahan tentang penempatan dan penggunaan huruf kapital, begitu juga huruf tebal dan miring. Tentunya kita para mahasiswa sangat perlu mengetahui dan memahaminya dalam setiap penempatan yang benar dalam setip makalah yang ditugaskan .
RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana penggunaan huruf kapital, huruf miring dan tebal dalam kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar?
2.      Kapan penggunaan huruf kapital, huruf miring dan tebal yang baik dan benar ?
3.      Bagaimana contoh-contoh penggunaannya ?
4.      Bagaiamana contoh penggunaan kaidah tersebut yang salah dalam kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar?



MAKSUD DAN TUJUAN
            Adapun makalah ini disusun dengan harapan
1.      Dapat memahami kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar
2.      Dapat mengetahui dan menguasai penggunaan dan penempatan huruf kapital, huruf miring dan tebal yang benar
3.      Dapat mengetaui contoh-contoh kekeliruan penempatan kaidah tersebut
4.      Mengetahui dan menguasai pengertian istilh huruf besar atau huruf kapital

KERANGKA TEORI
1.      Pengertian huruf  kapital dan penggunaannya besesta pengecualian penempatannya.
2.      Penggunaan huruf  miring beserta pengeculian penggunaannya.
3.      Penggunaan huruf  tebal









BAB II
PEMBASAHAN
A.    HURUF BESAR ATAU HURUF KAPITAL
Istilah huruf besar yang digunakan disini bersinonimdengan huruf kapital. Dalam bahasa Inggris, kedua istilah itu disebut capital letter.
            Memang, bagi orang tertentu huruf besar bersifat ambiguitas, mengandung makna taksa atau berarti dua. Dengan demikian, dapat terjadi  seperti di bawah ini.
            Huruf besar berarti  huruf yang besar (big letter) atau huruf besar berarti huruf kapital (capital letter).
            Harus kita sadari benar bahwa tidak semua huruf besar merupakan huruf besar atau kapital. Walaupun berbentuk kecil, suatu huruf dapat juga merupakan huruf kapital atau huruf besar.
            Misalnya :
            m,n : memang besar tetapi bukan huruf besar atau huruf kapital
            M,N : memang kecil tetapi merupakan huruf besar atau huruf kapital.
            Dari penjelasan diatas, dapat kita pahami mengapa beberapa ahli lebih menyetujui penggunaan istilah huruf kapital dari pada huruf besar.
            Berikut ini kita bicarakan pemakaian huruf besar atau huruf kapital dalam bahasa Indonesia.
1.      Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
            Dia menulis.
            Apa maksudnya?
            Kita harus rajin belajar.
            Pekerjaan ini sangat susah.
2.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya :
            Adik berkata, “Kapan kita pulang?”
            Bapak menasihatkan “Berhati-hatilah, Nak!?”
            “Kemarin engkau terlambat,” katanya.
3.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan.
Misalnya :
Allah, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur’an, Weda, Islam, Kristen.
Tuhan selalu menunjukkan jalan yang benar kepada setiap hamba-Nya
4.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diakui nama orang.
Misalnya :
             Mahaputra, Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diakui nama orang.
Misalnya :
            Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
            Tahun ini ia pergi naik haji.
5.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diakui nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara, Gubernur Irian Jaya.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
            Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Kemaren Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
6.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya :
Amir Hamzah, Wida Uliyana, Ninda Sari Hidayah, Rio Rizky Ananda, Cristiano Ronaldo.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukur.
Misalnya :
            Mesin diesel, 10 volt. 5 ampere.
7.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya :
            bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya :
            mengindonesiakan kata asing,.
            Keingris-ingrisan
8.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
tahun Hijriah, tarikh  Masehi, bulan Agustus, hari Jum’at, hari Galungan, hari Lebaran, perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya :
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.
9.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya :
Asia Tenggar, Kediri, Palembang, Bukit Barisan, Danau Toba, Jalan Diponegoro dll.
Huruf  kapital tidak dipakai sebagai huruf  pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya :
            Berlayar ke teluk, mandi di kali, pergi ke arah tenggara.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya :
            garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon.
10.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya :
Misalnya :
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat;  Departemen  Pendidikan dan  Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Presiden  Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya :
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.
11.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya :
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.
12.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur kata ulang sempurna)di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya :
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
                                    Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
                                    Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
                                    Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
13.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya :
            Dr. doktor
            M.A. master of arts
S.E sarjana ekonomi
S.H. sarjana hukum
14.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya :
            “Kapan Bapak berangkat?”tanya Harto.
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Besok Paman akan datang.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya :
            Kita harus menghormati bapak dan ibu.
            Semua kakak dan adik saya sudah sukses.
15.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya :
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.

B.     HURUF MIRING
1.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
Majalah  Bahasa dan Kesusatraan, buku Negara kertagama karangan Prapanca, surat kabar Suara Karya.
2.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya :
            Huruf pertama kata abad ialah ia.
            Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
            Bab ini tidak membicarakan penulis huruf kapital.
            Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
3.      Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
            Nama ilmiah buah manggis adalah carcinia mangostana.
            Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

    Catatan :
Dalam penulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak  miring diberi satu garis di bawahnya.
C.    HURUF TEBAL
1.      Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menulis judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks dan lampiran.
Misalnya :
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
1.2.1        Tujuan
2.      . Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau            mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata untuk keperluan itu digunakan huruf miring.
Misalnya :
                a. Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris.
                Seharusnya : Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris
                 b. Saya tidak mengambil bukumu
                 Seharusnya : Saya tidak mengambil bukumu.
3.      Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema atau sublema, serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
Misalnya :
              a.Kalah tidak menang, kehilangan atau merugi, tidak lulus,     tidak menyamai.
               b. Mengalah mengaku kalah
               c. mengalah menjadi kalah, menganggap kalah
               d. Terkalahkan dapat dikalahkan
Catatan :
Dalam tulisan tangan atau ketik manual, huruf atau kata yang dicetak dengan huruf tebal diberi garis bawah ganda.      



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
            Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak semua huruf besar adalah huruf kapital. Walaupun berbentuk kecil, suatu huruf dapat juga merupakan huruf kapital atau huruf besar.
Beberapa ahli lebih menyetujui penggunaan istilah huruf kapital dari pada huruf besar.
            Dalam kaidah  huruf kapital, huruf miring ataupun huruf tebal  mempunyai kaidah penggunaannya yang baik dan benar sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia dan telah diteragkan secara gamplang dalam bab sebelumnya.
            Dalam  tulisan tangan atau ketik manual  huruf miring diberi garis bawah, begitu juga pada tulisan tebal diberi garis bawah ganda.



DAFTAR PUSTAKA
Sungguh, As’ad.1998.Ejaan Yang Disempurnakan.Jakarta : Bumi Aksara.
Ali,Lukman. 1997.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan..
Tarigan,Henry Guntur.2009. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia . Bandung:Angkasa.


MAKALAH KALIMAT EFEKTIF



KALIMAT EFEKTIF


 











TAHUN 2013

ABSTRAK
                            
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa. Sehingga dalam berkomunikasi harus jelas dalam menyampaikan informasi sehingga informasinya mudah dipahami. Karena itu, perlu mengetahui bagaimana menggunakan kalimat yang benar. Dimana kalimat yang mudah di pahami itu adalah kalimat efektif. Tentang kalimat efektif penulis menggunakan buku Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah ebagai acuannya.
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Tranformasi kalimat berupa perubahan bentuk kalimat menjadi bentuk kalimat lain. Jenis-jenis transformasi: Transformasi jeda, Transformasi aposisi, Transformasi setara, Transformasi disjungtif, Transformasi opini, Transformasi Total
Topik adalah pokok pembicara atau pikiran. Fungsi kalimat topik:1) Dapat dipakai sebagai judul karya tulis. 2) Dapat dipakai sebagai kalimat utama dalam sebuah paragraf. 3) Dapat dipaki dalam spanduk, leafled, poster, iklan, dan sebagainya.Wujud topik ada dua yaitu: Topik yang berupa bentuk kata dan yang berbentuk kalimat.
Cara menyusun kalimat topik: 1) Penulisan karya dimulai dengan menentukan pokok pikiran. 2) Pokok pikiran berupa nominal atau kalimat yang dinominalkan. 3) Pokok pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang banyak. 4) Penulisan skripsi dapat berhubungan dengan pokok ilmu pengetahuan, bisa berupa pikiran sebagai penemuan baru. 5) Pokok pikiran tersebut diperluas dengan cara menambah satuan lingual yang dibutuhkan.

Kata Kunci: Kalimat Efektif, Informasi Jelas, Kalimat Lengkap,
Transformasi Kalimat, Kalimat Topik.



DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………..………………………..……………………… ii
KATA KUNCI…………………..………………………..…………………..…… ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………….…. 1
B. Perumusan Masalah………………………………………….…… 1
C. Tujuan Penelitian……………………………………………….… 1
D. Metode Penelitian……………………………………………….... 2
E. Manfaat Penelitian………………………………………………... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kalimat efektif………………………………………... 3
B. Transformasi kalimat…………………………………………..…. 3
C. Kalimat Topik……………………………………………….……..7

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan………………………………………………………..….. 11
B.     Saran.......................................................................................... 12


DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..…… 13


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa. Oleh sebab itu, merupakan alat mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tulisan, dari segi rasa harsa dan cipta serta piker baik secara efektif dan logis. Semua warga negara Indonesia harus mahir dalam menggunakan Bahasa Indonesia karena itu merupakan kewajiban bergaul di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu kita harus memajukan kepribadian Indonesia di dalam maupun di luar negeri.
Kepribadian Indonesia dapat tercipta dari kemahiran berbahasa Indonesia, bagi mahasiswa Indonesia semua itu dapat tercermin dalam tata pikir, tata tulis, tata ucapan dan tata laku. Berbahasa Indonesia dalam konteks Ilmiah dan Akademis, sebagai mahasiswa harus lebih dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar supaya negeri ini bisa tetap utuh terjaga.
Mahasiswa selain berbahasa Indonesia juga dapat menggunakan kalimat efektif. Kalimat yang disampaikan secara mudah dipahami oleh pembaca. Karya ilmiah ditulis untuk dipahami oleh pembaca. Penulis hendaknya memperhatikan kalimat yang disusun. Kalimat sangat penting dalam sebuah tulisan, kalimat yang baik mudah dipahami pembaca.

B. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang dijabarkan di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Mengetahui dan memahami kalimat efektif”.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari karya tulis ini adalah untuk mengetahui dan memahami kalimat yang digunakan dalam menyampaikan informasi yang baik dan benar.


D. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian tentang kalimat efektif penulis menggunakan buku Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah, sebagai acuan dalam pembahasan masalah.

E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian tentang kalimat efektif adalah supanya dalam menyampaikan informasi kepada orang lain menggunakan kalimat yang tepat sehingga informasi yang disampaikan jelas.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian kalimat efektif.
Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat sangat penting dalam sebuah tulisan. Kalimat yang baik mudah dipahami oleh pembaca.
Kalimat lengkap dan bukan fragmentaris. Kalimat yang disusun hendaknya memiliki struktur kalimat bahasa Indonesia yaitu S P O K/pel. Apabila struktur tersebut tidak dipenuhi, maka kalimat yang disusun menjadi tidak lengkap strukturnya yang disebut kalimat yang fragmentaris.
Contoh:
  1. ira.
  2. ira belajar.
  3. ira belajar bahasa Indonesia.
  4. ira belajar bahasa Indonesia dikampus.

B. Transformasi kalimat
Transformasi berasal dari bahasa inggris transformation yaitu suatu proses mengubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain. baik dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks, maupun dari bentuk yang kompleks ke bentuk yang sederhana. Maka tranformasi kalimat berupa perubahan bentuk kalimat menjadi bentuk kalimat lain.

Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:
  1. Transformasi jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.
Jeda adalah perhentian sebentar. Perhentian sebentar ini dalam kalimat dapat diwujudkan setelah mengucapakan kata-kata yang ada di dalam kalimat.
Contoh:
a.       Ibu Ruminah seorang guru.
b.      Ibu, Ruminah seorang guru.
c.       Ibu Ruminah, seorang guru.
d.      Ibu, Ruminah, seorang guru.
Penempatan jeda mengakibatkan kalimat a) yang masih meragukan menjadi kalimat b) c) dan d) yang memiliki maksud  berbeda. Kalimat b) yang berprofesi sebagai guru adalah Ruminah; kalimat c) yang berprofesi sebagai guru adalah Ibu Ruminah; dan d) yang berprofesi sebagai guru adalah Ibu dan Ruminah. Tanda baca (,) yang merupakan perhentian sebentar memiliki makna yang dalam.
Jadi dalam menulis harus memperhatiakan tanda baca agar pemabaca dapat mememahami informasi yang disampaikan. Informasi yang tidak bisa dipahami pembaca mengakibatkan tulusan seorang penulis tidak komunikatif.
Kalimat minor atau minim juga dapat dijadikan menjadi kalimat lain dengan transfornasi jeda.
Contoh:
a.       Aduh.
b.      Aduh!
c.       Aduh?1
d.      Aduh….?
e.       Aduh?

  1. Transformasi aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas “yang”.
Perubahan bentuk kalimat antara dua komponen menggunakan kata tugas “yang” (monovalen)
Contoh:
a.       Almari itu dipakai tempat baju.
b.      Almari itu dijual.
Bentuk transformasinnya:
a.       Almari yang dipakai tempat baju itu dijual.
b.      Almari yang dijual itu dipakai tempat baju.
 Kalimat a) transformasi primer sebab gagasan pertama menempati posisi depan (bagian depan/kontur depan)
Sedangakan gagasan kedua menempati posisi belakang. Pembentukan kalimat transformasi aposisi ini menggunakan tiga gagasan yang berbeda dan dideskripsikan berurutan.
Transformasi aposisi ini dimanfaatkan pada bentuk deskripsi. Karangan diskripsi mengandalkan keahlian penulis dalam membuat bentuk-bentuk kalimat transformasi aposisi.
Contoh kalimat:
a.       Pemuda ini sering mengantar aku sampai ke kos.
b.      Pemuda ini sering membiri ucapan selamt ulang tahun kepadaku.
c.       Pemuda ini diwisuda Agustus 2005.
 Diubah menjadi kalimat transformasi aposisi:
Menjadi a+b+c; a+c+b; b+a+c; b+c+a; c+b+a dan c+a+b.

Pengembangan penalaran penulis tampak dalam kalimat yang disusun. Kelogisan eskripsi akan menjadi bahan pertimbangan bagi seorang penulis.

  1. Transformasi setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas “dan”.
Pentransformasian ini akan menghasilkan kalimat majemuk setara/kalimat koordinat. Dua gagasan yang nilai komunikasinya sama disatukan oleh kata “dan”.
Contoh:
a.       Hujan turun dan pohon tumbang.
b.      Ayah pergi dan ibu pulang.
Hal yang bisa disatukan tentu saja memenuhi syarat nilai sama seperti kalimat diatas.
Contoh:
a.       Hujan turun dan sudah wisuda.
b.      Ibu menjahit dan teroris bergerak.
Ada kendala psikologis dalam penyusunan kalimat diatas, penulis nampak memaksa gagasan yang berbeda disatukan dalam satu kalimat.

  1. Transformasi disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas atau/tetapi.
Penggunaan kata atau untuk menghasilkan kesamaan dan penggunaan tetapi untuk menghasilkan ketidaksamaan.



Contoh:
a.       Ida makan, atau Ibu tidur.
b.      Ida makan, tetapi Ibu tidur.
c.       Saya berbicara keras, tetapi guru menerangkan.
d.      Saya berbicara keras, tetapi guru tidak menghiraukan.

  1. Transformasi opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas “benar” atau “tidak benar”.
Opini merupakn pandangan penulis. Transformasi opini merupakan pandangan subjektif penulis. Nilai pendapat ditentukan oleh kepandaian yang dimiliki penulis. Penulis yang dipercaya tentu saja berimbas pada kepercayaan terhadap kalimat yang dibuat.
Pedapat yang berorientasi kepada pengakuan menggunakan kata tugas benar dan opini yang berorientasi kepada pengingkaran atau sanggahan menggunakan kata tugas tidak benar.
Contoh:
a.       Benar, bahwa Ani mengikuti semester pendek ini.
b.      Tidak benar, rakyat belum makmur.
Opini sering di sajikan berdasarkan pandangan seseorang terhadap hal yang terjadi di dalam kehidupan. Logika atau penalaran yang menyertai penyusunan kalimat opini ini adalah kondisi psikologis  penuis.
Kalimat ini bisa mendatangkan perdebatan adu argument yang serius manakala digunakan dalam komunikasi. Komunikasi tulis akan menimbulkan perang pena.

  1. Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negasi.
Transformasi total atau dupik. Penulis menampilakn bentuk afirmatif dan negasi dalam bentuk kalimat.
Contoh:
a.       Ayah pergi atau tidak pergi dan saya harus ada di rumah.
b.      Sehat atau tidak sehat, saya harus mengikuti kuliah ini.
c.       Penjudi atau bukan penjudi, tetapi mereka tetap ditangkap.
Transformasi total ini juga berdsarkan transfomasi disjungtif yang mempergunakan kata atau dan tetapi.
C. Kalimat Topik
Topik adalah pokok pembicara atau pikiran. Topik ditentukan sebelum penulis mulai kegiatannya. Wujud topik yang dibicarakan ada dua:
  1. Topik yang berupa bentuk kata; dan
Misal:
a.       terorisme (bentuk kata berimbuhan): terror + isme.
b.      BBM (bentuk singkatan)
c.       Pilkada (bentuk akronim)
d.      Antikorupsi (bentuk berimbuhan)
e.       Tsunami (bentuk kata)
  1. Topik yang berupa bentuk kalimat.
Misal:
a.       Terorisme sebagai ancaman perdamaian dunia.
b.      Krisis BBM.
c.       Demokrasi rakyat tebentuk melalui pilkada.
d.      Kondisi sekolah pascatsunami.
e.       Dukungan moral terhadap gerakan antikorupsi.
Predikat kalimat topik adalah verba tak operasional, artinya bukan kata kerja transitif. Kata kerja transitif menghendaki kehadiran objek. Cara menyusun kalimat topik yaitu dengan mengganti verba transitif dengan kata tugas.

X
Predikat/verba transitif
Y
Terorisme
Mengakibatkan
Perdamaian dunia terancam
X
Di ganti kata tugas
Y
Terorisme
Sebagai
Menjadi
Merupakan
Ancaman perdamaian dunia
X
Memahami
Y
X
Bergembira
Y
X
Menjadi
Y
X
Mengerti
Y
X
Adalah
Y
X
Ialah
Y
X
Yaitu
Y
X
Yakni
Y

a. Fungsi kalimat topik
Kalimat topik mempunyai fungsi sebagai berikut.
1)      Dapat dipakai sebagai judul karya tulis.
2)      Dapat dipakai sebagai kalimat utama dalam sebuah paragraf.
3)      Dapat dipaki dalam spanduk, leafled, poster, iklan, dan sebagainya.
b. Cara menyusun kalimat topik
1)      Penulisan karya dimulai dengan menentukan pokok pikiran.
2)      Pokok pikiran berupa nominal atau kalimat yang dinominalkan.
3)      Pokok pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang banyak.
4)      Penulisan skripsi dapat berhubungan dengan pokok ilmu pengetahuan, bisa berupa pikiran sebagai penemuan baru.

Pokok pikiran




Benda konkret
Koperasi
Flu Burung


Minyak
Kayu Jati


Gajah
Daun Sirih


Keindahan

Keindahan Alam Merapi

Benda abstrak
Kebebasan
Keharmonisan rumah tangga


Kemerdekaan

Kemerdekan berpendapat


Pendidikan

Keramahan Kota Solo



Hal-hal yang faktual dan aktual selalu dipikirkan oleh masyarakat luas. Penulis dapat mengangkat hal tersebut sebagai topik. Inspirasi penulis kadang tidak disisihkan dan tidak dijadikan topik. Penulis kadang lebih mementingkan kebutuhan masyarakat luas. Topik yang demikian dapat diterima oleh pembaca.

5)      Pokok pikiran tersebut diperluas dengan cara menambah satuan lingual yang dibutuhkan. Perluasan yang dilakukan ini sebenarnya sebagai usaha ke arah pemfokusan pembicaraan.
Contoh:
a)      Koperasi merupakan kekuatan ekonomi ekonomi rakyat.
“X” +V instransitif +”Y”

b)      Minyak tanah sebagai kebutuhan pokok rumah tangga.
“X” +V intransitif +”Y”
Pokok pikiran yang bisa dikembangkan sebagai karya tulis ilmiah dapat diberi contoh:

1
Ekploitasi Anak dalam Siaran Televisi
12
Kekerasan terhadap Anak
2
Pengaruh Buruk Siaran Televisi
13
Perdagangan Anak
3
Iklan di Televisi Pemicu Kebutuhan Anak
14
Perlindungan Hak Anak
4
Siaran Televisi sebagai Candu
15
Penertiban Tempat Hiburan
5
Siaran Televisi
16
Terorisme
6
Eksploitasi Anak dalam Iklan
17
Kekerasan terhadap Anak
7
Pengaruh Buruk Limah
18
Iklan di Televisi Pemicu Kebutuhan Anak
8
Siaran Televisi sebagai Hiburan Anak
19
Siaran Televisi sebagai Hiburan Remaja
9
Eksploitasi Anak dalam Perdagangan
20
Kekerasan terhadap Anak
10
Pengaruh Buruk Hand- phone
21
Iklan di Televisi Pemicu Kebutuhan Keluarga
11
Siaran Televisi sebagai Hiburan Masyarakat
22
Siaran Televisi sebagai Hiburan Keluarga


BAB III
PENUTUP


A.     Kesimpulan
Ø  Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca.
Ø  Jenis-jenis transformasi sebagai berikut:
1.      Transformasi Jeda, yaitu dengan menggunakan jeda.
2.      Transformasi Aposisi, yaitu dengan menggunakan kata tugas “yang”.
3.      Transformasi Setara, yaitu dengan menggunakan kata tugas “dan”.
4.      Transformasi Disjungtif, yaitu dengan menggunakan kata tugas atau/tetapi.
5.      Transformasi Opini, yaitu dengan menggunakan kata tugas benar atau tiadak benar.
6.      Transformasi Total, yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan negasi dalam bentuk kalimat.
Ø  Topik adalah pokok pembicara atau pikiran.
Ø  Wujud topik yang dibicarakan ada dua:
1.      Topik yang berupa bentuk kata; dan
2.      Topik yang berupa bentuk kalimat.
Ø  Predikat kalimat topik adalah verba tak operasional, artinya bukan kata kerja transitif.
Ø  Fungsi kalimat topik:
1.      Dapat dipakai sebagai judul karya tulis.
2.      Dapat dipakai sebagai kalimat utama dalam sebuah paragraf.
3.      Dapat dipaki dalam spanduk, leafled, poster, iklan, dan sebagainya.
Ø  Cara menyusun kalimat topik:
1.      Penulisan karya dimulai dengan menentukan pokok pikiran.
2.      Pokok pikiran berupa nominal atau kalimat yang dinominalkan.
3.      Pokok pikiran yang bernilai menyangkut kehidupan orang banyak.
4.      Penulisan skripsi dapat berhubungan dengan pokok ilmu pengetahuan, bisa berupa pikiran sebagai penemuan baru.
5.      Pokok pikiran tersebut diperluas dengan cara menambah satuan lingual yang dibutuhkan.


B.     Saran
Kritik dan saran yang membangun, kami harapkan untuk perbaikan dan kemajuan karya tulis ini.



DAFTAR PUSTAKA

Chaer,Abdul, 1998, ”Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia”, Jakarta: Rineka Cipta 


Rohmadi,Muhammad dkk, 2009, ”Bahasa Indonesia untuk penulisan karya tulis ilmiah”, Surakarta: Media Perkasa

Pendidikan Bahasa, TIM Dosen dan Sastra FKIP UMM, 2010, ”Bahas Indonesia Untuk Karangan Ilmiah: Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi”, Malang: UMM Press


A, Alek dan H. Achmad, 2010, ”Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi”, Jakarta: Kencana



Yaqin, M. Zubad Nurul, 2011, “Bahasa Indonesia Keilmuan”, Malang: UIN Malang Press